duhai pujangga

Minggu, 30 Agustus 2009

DUHAI SANG PUJANGGA

Sunyi senyap,
Di selimuti warna kelabu
pada pekatnya malam ImajinasiMu menggebu.

Sendiri,
Menepi disisi kota…
Jauh dari kawan,
jauh pula dari keramaian.

Terjaga dari kedipan mata,
segala bayang segala bahasa
dan segala rasa kau satukan dalam tinta.

Angin berhembus dingin
Menghampar di padang kesunyian
dan ilalang seakan berbisik dalam nyanyian
“amboi betapa indahnya angan-angan”

Kau pun kembali melukis
keindahan kata-kata
yang terlahir secara alami.

Tapi ibahnya,
dan enggan mengerti
s’bab hanya mampu menafsir di sebagian kata…

Duhai Sang Pujangga !
Kau jauhkan sang perawan dari mata,
tapi kau mengukirnya di Alam Maya,
apakah itu yang kau sebut cinta ??

Duhai Sang Pujangga !
Dalam kata-kata indah cintaMu bersayap
HIngga mungkin sanggup menggapai di segala asa,
Tapi nyatanya yang kulihat
ketika menatap renbulan
Kau menangis menyambut fajar.

Duhai Sang Pujangga !
Mana lagi ceritaMu yanfg nyata,
tentang indahnya dunia bila ada cinta….
Oh,, jangan senbunyikan jutaan duka di balik senyumMu,
jangan dustai hati para insan,
bila cinta memang perih
katakanlah perih…
Jangan berkata itu indah tapi dengan air mata.

Duhai Sang Pujangga !
PadaMu tempat segala bahasa cinta
begitu indah meskipun tak nampak oleh mata.

Kau Penghhibur,
bagi Jiwa-jiwa yang dahaga asmara.
Kau Pelebur,
bagi hati yang keras laksana batu.
Tapi kau lemah bagai budak jelata
tak berharta dan di pandang sebelah mata.

Kau hina !
bagai biduan-biduan pelacur
yang rela dagangkan bahasa jiwa dan nyanyian
pada orang-orang kaya dengan begitu murah.
Memang Kau berhati murahan,
dan Kau hampa meski banyak cinta
tapi kekasihpun tiada.

engkau adlh pujangga hati Q
engkau adalah pujaan hati Q
mengapa itu hnya bayangan semu
dan kayalan belaka saat kau acuhkan diri Q
hati ini terasa sakit , saat kau pergi dengan yang lain
meskipun semua itu kau lakukan kepada Q, cintaku padamu
takkan pernah mati , dan Q ingin engkau bahagia selamanya
tanpa teraniaya oleh cinta , disini Q menantimu dan mengharapkn
kau bisa jadi miliku selamanya disini cinta Q suci dan di
sini cintaku menerima kamu apa adanya lewat puisi ini Q mengungkapkan penantianku hanya untukmu

Bayanganmu membwtku
selalu teringt drimu
dan selalu hdir dlm mimpiku
di setiap wktu dan hariku
hadirmu ku tunggu
langkahmu,senyummu,membwtku
slalu teringat akn dirimu
apakh penantianku akn terbkti
semua itu akn slalu ku tunggu

khayal cinta

KHAYAL CINTA

Manusia tempatnya salah…
Tapi haruskah ku menyalahkanmu ?
atau menyalahkan hatiku sendiri
Yang tetap bertahan meski engkau pergi

Disini sepi… sayangku…
Tapi aku tak menangisi kepergianmu
Hatiku sunyi… sungguh sunyi…
Tanpa manis kata manjamu

Aku takkan menyalahkan siapa-siapa
Menunggumu ku takkan merasa sia-sia
Jika perpisahan itu adalah kejujuran hatimu
Biarkan puisi ini menjadi puisi penantianku

Sunyi melukis dilambung malam,
Di angkasa sebaris mega putih
berarak seolah arak-arakan
kuda putih menarik kereta kencana
milik Sang Dewi Cinta…
Lalu kedipan gemintang mulai
mengisyaratkan bahagia itu tlah tiba..
Kunanti di ujung lelapku,
ku ingin restu Sang Dewi Cinta
temukan jiwaku dengan jiwamu meski
hanya di alam mimpi…
Lihatlah sayang !
Rembulan sengaja tak hadir malam ini,
mungkin dia cemburu saat kunyatakan
hatiku terlahir hanya untukmu…
Lihatlah gemuruh emosi Raja Petir
dan sekelompok mega hitam laksana
barisan setan di kaki langit
perlahan mendekati kita…
Marilah Sayangku !
satukan jiwa kita,
lebur ke dalam wujud Sang Dewi
Cinta…
Marilah bersamaku ciptakan
dunia baru hanya milik kita berdua…

ku ingin cinta

Ku ingin cinta

Wahai surya..
kala kau tak bersinar
ditelan kabut hitam
jiwaku kini retak dihadapannya
bukan sinaran hati yang tau
rindu dan dendam ditanggung seorang perawan
apa yang ku kerjakan

telah menjadi karat dalam hatiku Ya Hamiid..
kini hambaMu menyerahkan hati padaMu
jangan kini kau cabut nyawaku
karena ku ingin merasakan dicintainya
Aku haus akan cintaMu
Aku ingin mencintainya karenaMu
Hidup yang berliku kini datang
Kekasih pujaan tak kunjung ada

Wahai hati….
kurangilah kerinduanmu padanya..
sering kali aku melihatmu tulus menyayanginya
dan tak dibalas dengan setitik kasih sayang darinya..

Izinkan ku kembali padamu

Izinkan kembali pada mu


Memercikkan kebahagiaan permata hati
Berbelut sang surya pada awal nafasku
cinta ini bagai laksana bintang
Menyadari akan lemahnya jiwa ini
Dengan berlapis dosa seperti buih laut

Ya Rabbul Izzati..
Izinkanlah aku kembali padaMu
Meski mungkin takkan pantas
Meski mungkin takkan sempurna
Berikan aku kesempatan waktu
Aku ingin kembali padaMu
Meski ku tak layak bersujud padaMu
Melimpahkan air mata padaMu

Tuhan,,
Aku ingin mengadu..
bahwa hari ini aku melakukan hal ini itu..
Sesuatu yang telah membuatku teringat padaMu
Kurindu denganMu
Ku ingin bercinta denganMu.
Di malam-malamMU..
Ketika manusia terlelap dalam letinya,,

getaran hati

Getaran hati


Sungguh,aku merasakan getaran yang hebat..

Aku merasa kecil..

Aku merasa hanyalah makhluk yang tak sebanding dengan apapun..

Aku tak kuat menahan segala tangisan

Yang tertuju padaNya

Ya Rabbul Izzati,,

Aku benar-benar merasakan cintaMu kali ini..

Ketika dengan perlahan ku mengangkat kedua tanganku

Untuk memanjatkan hajat-hajatku

Aliran darah ini begitu terasa lancar

Dengan perlahan,aku tersujud

Aku tak mampu menahan beban

Betapa derasnya dosa-dosa yang telah kuperbuat…

Lama..Sangat lama..

Benar-benar aku tak bisa membendung tangisan itu,,

Rasanya,aku tersambung denganMu langsung,,

Tanpa perantara setitik pun

Ya Rabb,aku cintaiMu..

Tapi mengapa aku slalu melalaikan perintah muliaMu

Mengapa aku belum bisa mencintaiMu

Sebesar Kau mencintaiKu,,

Tangan ini bergetar,

Bulu kuduk berdiri..

Tak tahu apa yang terjadi nanti,,

Saat itu pula aku merasakan kekhusyu’an shalat yang sebenarnya..

Ketika ku menunduk,aku merasakan ketenangan

Paling tenang dari bermacam-macam masjid yang kutemui

terima kasih Ya Allah..

Aku diberikan nikmat ini..

Nikmat dalam merasakan berbicara tanpa perantara denganMu..

Ya Kariim,,Aku ingin diri ini menjadi lebih bertakwa padaMu..

Sebenarnya,Aku lelah dengan semua kehidupan didunia ini..

Tapi,aku patut bersyukur,

Karenaku telah Kau beri keluarga yang indah,

Tempat tinggal yang layak,

Teman yang sangat sayang denganku

Ya Hamiid..kadang ku merasa lalai dalam menjalankan perintahMu

Yang slalu ku abaikan..

Ya Mudabbirdabbir,Ya Muyassiryassir,Ya Musahhilsahhil…

Sahhil ‘umuuranaa wa umuura waalidaynaa wa umuura ashhaabinaa wa umuura jamii’ul muslimiina wal muslimaat wal mu’miniinaa wal mu’minaat..Wal umuura man ahabbanaa bika..

Hadza du’aaunaa fastajiblanaa kamaa wa’adnaa bika..

Amiin,,

setitik cahaya dalam hati

Setitik cahaya dalam hati

Ya Hakim
Sungguh seluruh nafasku
Terpuruk oleh segala nafsu dunia
Ketika ku terombang-ambing amarah
Bimbinglah hambaMu ini
dari segala kegundahan jiwa..
Wahai Rabb,anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini
rasa kanuk yang menentramkan.

Ya Allah,gantikan kepedihan ini dengan kesenangan,
jadikan kesedihan itu awal dari kebahagiaan,
Dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram.
Ya Allah..dinginkan panasnya kalbu dengan salju
keyakinan dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.
Jadikan keimanan untuk menghapus keresahan dan melenyapkan kegundahan.
Ubahlah ujian yang engkau timpakan menjadi kenikmatan dan
bukti kasih sayangMu..
Ya Rabb tunjukkanlah pandangan yang kebingungan ini kepada cahayaMu.
Bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah yang lurus.
Dan tuntunlah orang-orang yang menyimpang dari jalanMu
agar merapat kepada hidayahMu

Ya Allah sirnakan kami dari rasa sedih dan duka,
Dan usirlah kegundahan dari jiwa kami semua.
Kami berlindung kepadaMu dari setiap rasa takut yang mendera
Hanya KepadaMu kami bersandar dan bertawakal
Hanya kepadaMu kami memohon,
Dan hanya dariMu lah semua pertolongan.
Cukuplah engkau sebagai pelinding,
Karena engkaulah sebaik-baik pelindung dan Penolong

di telan senja

Di telan senja

Saat Biru Tak Lagi Indah
Mentaripun Sembunyikan Auranya
Hanya Mendesir Enggan Berkata
Angin Pergi Meninggalkan Waktu

Seorang Penyair Muda Masih Berdiri …
Dipantai Yang Mulai Pasang
Dia Bicara Kepada Langit Dan Berteriak
Dia Menantang Bulan Malam Itu
Karna Biru Ditelan Senja


ratapan dalam duka

Ratapan dalam duka

Tak akan lagi aku sanggup
Mengepak saya mengitari bumi
Menyibak kabut di pagi
Sungguh aku tak akan sanggup
Walau hanya memandang dunia

Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dirangka sayapku yang patah
Melawan badai tadi siang

Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dihati yang tersayat oleh rasa
Melawan benci diruang cinta

Sebab badan ini
Menanggung sakit tiada bertabib
Menanggung lara tiada pelipur
Dijantung yang tertusuk duri
Hingga aku tiada tersadar lagi
Bahwa aku telah mati

mencari arti hidup

Mencari arti hidup

Hidup adalah suatu awal menuju kematian
Hidup adalah suatu pergiliran kebahagiaan dan penderitaan
Hidup adalah suatu kegelisahan dan kelegaan
Hidup adalah kebahagian dan penderitaan

Berbahagialan ketika anda menderita dengan bersabar
Berbahagialah anda ketika memang harus berbahagia dengan bersyukur
Karena hidup adalah kebahagiaan walaupun sebenarnya menderita hancur

Betapa penderitaan menjadi bahagia kala kita meresapi bahwa kita masih bernafas sementara lainnya harus mati dan fana.
Betapa bahagianya hidup jika kita bersyukur atas nikmat yang ada.
Betapa bahagianya hidup jika kita bersabar atas derita yagn ada'



 
DIAN HADI SAPUTRA © Copyright | Template By Mundo Blogger |